Belajar dari José Mujica: Presiden Termiskin di dunia

elemen mesin kapal  blogspot
José Mujica

Kisah Inspiratif

Sudah menjadi rahasia umum di negara-negara maju ataupun berkembang, tak terkecuali Indonesia. Sosok pemimpin atau wakil rakyat yang katanya mewakili segenap lapisan rakyat, penampilan dan gayanya mewah. Kontradiktif dengan yang di wakili. Namun image itu tidak berlaku di negara asal kelahirannya Cristian Gonzales (Pesepak bola nasional). Tepatnya di Uruguay, negara terkecil kedua di wilayah Amerika selatan ini, di pimpin oleh José Mujica, seorang presiden yang sangat sederhana sekali.

Gaya hidupnya jauh berbeda dengan pejabat negara pada umumnya. José Mujica lebih memilih hidup di peternakan kumuh dan bobrok di bandingkan rumah dinas, apalagi istana kepresidenan. Laki-laki kelahiran Montevido pada 1935 ini juga di kenal sangat dermawan, bahkan gajinya sebesar 90% ia bagi bagikan untuk amal sosial. Gaya hidupnya pula yang membuat ia dijuluki "Presiden Termiskin Di Dunia".

Orang lain bisa saja heran dengan cara hidupnya, namun bagi José Mujica, itu adalah pilihan hidupnya. Penghasilan yang ia ambil hanya US$775 atau Rp7,45 juta, setara dengan penghasilan rata-rata rakyatnya. Harta pribadi yang ia laporkan US$1.800 atau Rp17,3 juta, senilai satu-satunya mobil yang dimiliki, Volkswagen Beetle keluaran 1987. Mantan Gerilyawan yang dikenal sebagai pemimpin yang berprinsip hidup hemat ini, juga tak risih ketika melantik Menterinya hanya memakai sandal dan baju biasa tanpa jas mentereng.

Pada tahun 1960-1970-an, José Mujica menjadi bagian dari pasukan gerilyawan Tumaparos, milisi berhaluan kiri yang terinspirasi revolusi Kuba. Selama itu, ia enam kali ditembak, menghabiskan 14 tahun hidupnya di penjara. Kebanyakan ia ditahan di lingkungan yang keras dan terisolasi, sampai akhirnya dibebaskan pada tahun 1985, saat Uruguay kembali demokratis. Ditahan selama bertahun-tahun mampu mengubah pola pikirnya.

Prinsip Hidupnya

"Ini hanya soal pilihan. Jika tak punya banyak harta, Anda tak perlu bekerja keras seumur hidup, seperti budak, hanya untuk mempertahankannya."

"Menurutku yang pantas disebut miskin adalah mereka yang bekerja keras hanya untuk mempertahankan gaya hidup mewah. Selalu menginginkan lebih dan lebih."

"Jika kita bisa hidup dengan apa yang kita miliki, menjadi bijaksana,maka 7 miliar manusia di dunia akan mendapatkan apapun yang mereka butuhkan,"

Apa yang bisa kita ambil dai kisah inspiratif ini?

Manusia di ciptakan tuhan dengan pemahaman agama masing-masing. Saya akan ibaratkan bahwa pendidikan agama itu seperti sekolah, ada orang yang mencapai tingakat SD, SMP, SMA, dan Pergururan Tinggi. Ambillah contoh pemahaman orang tingkat SD adalah orang yang sejak lahir di pinggir jalan, dan besar juga dijalanan. Pemahaman tingat SMP contohnya adalah para pekerja kasar yang waktunya dihabiskan mencari kebutuhan. Umpamakan Pemahaman tingkat SMA adalah orang yang dari kecil sudah di didik keagaaman, mengerti hukum-hukum dasar aturan apa yang boleh dikerjakan dan apa yang dilarang. Ibaratkan pemahaman tingkat Perguruan Tinggi adalah mereka yang pahama betul agama dari sumber al-Qur'an dan hadist, bahkan hafal dalilnya mampu memahami dan menjelaskan secara detail.

"Dimanakah letak makam (kedudukan) Anda Sekarang?"

Ketika Anda adalah orang berada di jenjang yang lebih tinggi, bagaimana pandangan Anda terhadap orang: a) mempunyai  pemahaman agama berada diatas Anda, b)mempunyai  pemahaman agama berada dibawah Anda?. Well, jawaban saya adalah jika saya bertemu dengan orang yang mempunyai pemahaman agama dibawah saya adalah akan coba saya bagikan sedikit ilmu agama yang kami punyai. Lalu, apabila bertemu dengan orang yang lebih tinggi pemahaman agamanya, tentu saya kan menimba ilmu dari mereka.

Poin: Kehidupan akan mati ketika proses belajar mengajar berhenti. Karena menuntut ilmu itu sepanjang hidup semenjak kita lahir hingga ajal menjemput. Kemudian jika sudah mempunyai ilmu hendaknya kita mengajarkanya, karena definisi ilmu itu adalah ketika ilmu itu bermanfaat baik buat kita sendiri, dan orang lain pada umumnya.

"Pertanyaan selanjutnya adalah dimanakah letak pemahaman agama para pemimpin kita?"

Bagaimana dengan Indonesia yang mayoritasnya muslim? Seorang José Mujica yang nyata-nyata non muslim, bisa "meniru" cara hidup seorang Umar bin Khottob sebagai khalifah. Mengapa pemimpin-pemimpin Indonesia yang kebanyakan ber KTP Islam yang notabene hidup mewah, tidur di gedung megah bahkan bahkan yang punya istri simpanan di luar rumah?. Yang jelas jangan salahkan agamanya sahabat. akan tetapi oknum (red: orangnya). (rudi)

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Table Manners (Aturan Makan Internasional) ala Negara Eropa, Amerika, Jepang, dan Indoensia

Perhitungan Konstruksi Kapal (Sekat- Sekat dan Gading Kapal)

Pengertian Superintendent Engineering