Makalah Etika Dalam Ilmu dan Penerapan Bahasa Indonesia

elemen mesin kapal
Etika
Didalam mencapai tujuan hidupnya manusia memiliki kesadaran moral dalam bentuknya yang konkrit yang disebut kata hati. Kata hari ialah bagian dalam, jiwa manusia, yang mempunyai tingkat derajat paling tinggi, yang merupakan inti dari jiwa.
Kadang-kadang demi angan-angan manusia mengorbankan segalanya. Sistem penialaian di dalam etika ditentukan dengan suatu persyaratan tertentu, agar suatu perbuatan itu dapat dinilai baik buruknya secara moral. Etika merupakan  ilmu yang berguna langsung bagi kehidupan. Dan masalah etika merupakan masalah manusi oleh karena itu norma-norma etis hanyalah untuk manusia itu sendiri.
Masalah ilmu dan etika adalah merupakan fenomena dan aspek-aspek kegiatan keilmuan, yang dapat ditinaju dan perspektif hakekat ataupun landasan keilmuan yakni; ontologi, epistemologi dan aksiologi. Etika dan ilmu sejalan dengan kondisi dan situasi. Karena padda dasarnya etika dan ilmu berkaitan dengan aktivitas manusia dalam upaya menjalani dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan perlu di barengi dengan kemajuan etika dan moral. Berfungsi sebagai  apa yang disebut dengan etika normatif yakni menentukan benar tidaknya tingkah laku atau tanggapan moral. Oleh karena itu hendaknya  etika menjadi inti pelajaran agama sebagai landasan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.      Landasan Teori dan Definisi Operasional
1.      Etika
Etika berasal dari bahasa yunani kuno ethos artinya tempat tinggal yang biasa, padan g rumput, kandang, dan masih banyak lagi. Jadi berdasarkan  asal katanya, etika berarti ilmu tentang  apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam etimologi kata etika sama dengan kata moral. Perbedaanya etika berasal dari bahasa yunani dan moral berasal dari  bahasa latin. Di dalam KBBI 1998, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti :
1.    Ilmu tentang apa yang baik kan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2.      Kumpulan asas atau nilai yang bekenaan dengan akhlak;
3.      Nilai yang mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau bermasyarakat.
2.      Ilmu
Secara terminologi ilmu adalah  pengetahuan tentang fakta-fakta, baik alamiah atau sosial, yang berlaku umum dan sistematik. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus dilihat dari konsteksnya. Karena ilmu pengetahuan akan mempunyai makna jika dilandasi dengan landasan keilmuan, yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Untuk membedakan satu pengetahuan dengan pengetahuan lain maka kita harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaanya adalah; apa yang dkaji oleh pengetahuan itu (ontologi), bagaimana caranya mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut (epistemogi) serta untuk apa oengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi).
3.      Konteks Etika dalam Ilmu
Etika adalah ilmu, tapi sebagai sebagai filsafat ia tidak  merupakan suatu ilmu empiris, artinya, ilmu yang didasarkan pada fakta dan dalam pembicaraanya tidak pernah meninggalkan fakta. Pendekatan ilmiah tentang tingkah laku moral yaitu :
1.      Etika Deskriptif
Termasuk ilmu pengetahuan empiris bukan filsafat. Etika deskriptif hanya melukisakan, tidak memberi penjelasan.
2.      Etika Normatif
Etika normatif  bertujuan merumuskan perinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek.
3.      Metaetika
Metaetika adalah bahasa yang kita pergunakan di bidang moral.
4.      Maslah Etika Terapan dan Tantanganya
Etika mengalami tantangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, terutama tampak dengan penampilanya sebagai etika terapan (applied ehics). Penyebabnya digolongakan atas beberapa faktor, yaitu :
1.      Perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi.
2.      Tercipta semacam iklim moral yang seolah-olah mengundang minat baru untuk etika.



3.      Fenomologi Dalam Kajian Keilmuan
3.1 Pendahuluan
Pengetahuan dikembangkan dengan cara : menekankan pada peranan reason atau akal, menekankan pada penggunaan rasa (sense). Pengetahuan bermula dari sikap skeptis terhadap sesuatu. Pengetahuan mensyaratkan kemampuan untuk memberikan landasan , “bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar, biasa disebut dengan epitemologi atau metode ilmiah”. Jadi metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan.
Fenomologi sebagai paradigma filosofis merupakan suatu metode pemikiran (away of working at thing) untuk memperoleh pengetahuan baru dengan menggunakan langkah-langkah yang logis, sistematis, kritis, dan tidak berdasarkan prasangka. Selain itu Fenomologi juga digunakan dalam ilmu mengenai manusia.
    1.    Pengertian fenomologi
Berasal dari bahasa yunani yaitu phainomenom. Berdasarkah uraian para ahli fenomologi berarti uraian atau percakapan tentang fenomena atau sesuatu yang sedang menampakan diri.
    2.    Fenomologi Edmud Husserl (1859-1938)
Huseserl memakai istilah Fenomologi untuk menunjukan metode berfikir tepat yang khusus. Ia memfokuskan analisis Fenomologinya tentang intensitas yaitu semua bentuk kesadaran dan pengalaman langsung. Seperti pengalaman religius, moral, estetis, koseptual, dan inderawi. Mengenai pencarian Fenomena yang murni, ada tiga tahap dalam metode Fenomenologis, yaitu :
1.      Reduksi Fenoomenologis (Penyaringan)
Yaitu menyaring setiap keputusan yang secara riel mencul terhadap obyek yang diamati.
2.      Reduksi Eidetis
Dalam fenomologi tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi salah satu yang lain. Segalanya terbuka dan enampakan diri.
3.      Reduksi transendental
Kemurnian fenomologi harus diimbangi dengan situasi subjek yang hakiki terbebas dari pengalaman empirik.

    3.  Konsep Fenomologi Dalam Kaitan Keilmuan
Manusia selalu berupaya menemukan landasan pikiran baru untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan kebutuhan. Atas dasar itulah merupakan keharusan adanya riset atau penelitian. Riset merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran. Riset dilakukan dengan metode atau medel tertentu yang bisa dikenal dengan paradigma.
    4.    Bahasa keilmuan
Adalah sarana yang digunakan dalam komunikasi keilmuan. Unsur-unsur komunikasi keilmuan , antara lain : lambang (termasuk kata-kata dan tanda-tanda), definisi dan pernyataan logika. Bahsa keilmuan merupakan bahsa yang digunakan dalam penulisan –penulisan ilmiah atau dalam penulisan keilmuan.
Ciri bahasa keilmuan :
1.      Cendikia, yaitu mampu membentuk pernyataan yang tepat dan cermat, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami oleh pembaca.
2.   Lugas, yaitu dalam pemaparanya dapat menghindari kesalahpahaman dan kesalahan tafsiran.
3.      Jelas yaitu gagasan yang akan disampaikan dengan menggunakan bahasa yang jelas dapat dipahami dengan mudah.
4.      Formal, yaitu bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Hal ini dapat dilihat dan kosakata (diksi), bentuk kata, prasa, kalimat, paraprasa dan paragaraf.
5.      Objektif yaitu penempatan gagasan sebagai pangkal tolak harus diwujudkan dalam penggunaan dalam penggunaan kata.
6.      Konsisten, mengikuti kaidah unsur kebahasaan seperti: tanda baca, istilah, notasi yang di gunakan secara konsisten atau pemakaian partikel kebahasaan secara konsisten.
7.      Ringkas dan padat, yaitu kandungan gagasan yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa secara memadahi.
    5.    Penutup
Diharapkan metode fenomologi akan senantiasa menambah masa dan temuan-baru dalam perkembangan ilmu sosial.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Table Manners (Aturan Makan Internasional) ala Negara Eropa, Amerika, Jepang, dan Indoensia

Perhitungan Konstruksi Kapal (Sekat- Sekat dan Gading Kapal)

Pengertian Superintendent Engineering